Berbagai makalah blog
Selasa, 21 Februari 2017
Senin, 20 Februari 2017
makalah hakikat dan tujuan pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang
dewasa,sebaliknya bagi Jean Piaget pendidikan berarti
menghasilkan,menciptakan,sekalipun tidak banyak,sekalipun suatu penciptaan
dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Menurut Jean Piaget
pendidikan sebagai penghubung dua sisi,disatu sisi individu yang sedang tumbuh
dan disisi lain nilai sosial,intelektual,dan moral yang menjadi tanggung jawab
pendidik untuk mendorong individu tersebut. Individu berkembang sejak lahir dan
terus berkembang,perkembangan ini bersifat kausal. Namun terdapat komponen
normatif, juga karena pendidik menuntut nilai. Nilai ini adalah norma yang
berfungsi sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi apa yang
diwajibkan,diperbolehkan,dan dilarang. Jadi,pendidikan adalah hubungan normatif
antara individu dan nilai.[1]
Pandangan
tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan
adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya disekolah lsebagai lembaga
pendidikan formal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakekat dan
teori pendidikan?
2. Apa yang dimaksud Pendidikan?
3. Apa tujuan pendidikan?
4. Apakah pentingnya pendidik memahami
hakikat pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Agar
kita dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian dari hakikat dan teori
pendidikan.
2.
Agar
kita dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian Pendidikan.
3.
Agar
kita dapat mengetahui dan memahami tentang tujuan pendidikan.
4.
Agar
kita dapat mengetahui dan memahami tentang pentingnya pendidik memahami hakikat
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Teori Pendidikan
1.
Pengertian
Hakikat Pendidikan
Menurut
pandangan pakar Indonesia Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam
dua pendapat, yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau
metafisik.
Didalam
pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu
pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai
ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan
membangu ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang
pendidikan dilihat sebagai suatu proses yang interen dalam konsep manusia.
Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan.
Atau
dengan kata lain hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia,
sebab urusan utama pendidikan adalah manusia, wawasan yang dianut dalam
pendidikan dalam hal ini guru, tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau
metode yang digunakan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Disamping itu konsep
pendidikan yang dianut saling berkaitan erat dengan hakikat pendidikan.
Beberapa
asumsi dasar yang berkenaan dengan hakikat pendidikan tersebut dinyatakan oleh
Raka Joni sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan proses
interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara kedaulatan subjek
didik dengan kewibawaan pendidikan.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin
pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas
kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidkan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan
manusia seutuhnya.
Pada
dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses sekaligus sebagai tujuan.
Asumsi dasar pendidkan tersebut memandang pendidikan sebagai kehidupan dalam
masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya yang berlangsung
sepanjang hayat. Pendidikan sebagai kegiatan hidup dalam masyarakat mempunyai
arti penting baik bagi individu maupun masyarakat. Sebab antara masyarakat dan
individu saling berkaitan.
Individu
menjadi manusia seperti sekarang ini adalah karena proses belajar atau proses
interaksi manusiawi dengan manusia lainnya. Ini berarti bahwa manusia tidak
akan menjadi manusia tanpa dimanusiakan. Dengan kata lain perkembangan manusia
yang manusiawi hanya dapat terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Namun
sebaliknya masyarakat sebagai wujud kehidupan bersama tidak mungkin berkembang
kalau tidak didukung oleh kemajuan individu-individu anggotanya.
Selanjutnya
yang kedua yaitu Pendekatan ontology yang fungsinya lebih menekankan pada
hakikat keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak terlepas
dari keberdaan manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik dan pendidik
terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri.
Adapun
beberapa definisi mengenai hakikat pendidikan menurut pandangan beberapa pakar asing yang
diantaranya akan dijabarkan sebagai berikut.[2]
a. Paula Freire
Hakikat Pendidikan adalah proses pengaderan dengan
hakikat tujuannya adalah
pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan
untuk mendidik diri sendiri.
b. Langeveld
Hakikat Pendidikan
adalah membantu anak dalam mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap
dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
c. Rosseau
Hakikat Pendidikan
adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tapi
dibutuhkan pada masa dewasa.
d. Jhon dewey
Hakikat Pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman hal ini mungkin terjadi di
dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dikembangkan untuk menghasilkan kesinambungan
sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan mengelompok di mana dia hidup.
e. H. Horne
Hakikat Pendidikan
adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi
bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas
dan sadar kepada tuhan, seperti termanifeskasi dalam alam sekitar intelektual,
emosional dari kemanusiaan dari manusia.
f. Sir Godfrey Thomson
Hakikat Pendidikan
adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan
yang permanen di dalam kebiasaan-kebiasaan, tingkah laku, pikiran dan
sifatnya.
2. Teori
Pendidikan
Sebuah teori adalah sebuah sistem konsep-konsep yang
terpadu, menerangkan, dan memprediksi . Mudyahardjo menegaskan bahwa sebuah
teori berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai : (1) asumsi atau
konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori ; (2)
definisi konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari
istilah-istilah yang di pergunakan dalam menyusun teori. [3]Sebuah
teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan
dan prediktif tentang peristiwa –peristiwa pendidikan. Teori pendidikan ada
yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran pendidikan dan ada yang
berperan sebagai defenisi menerangkan makna.
Asumsi pokok pendidikan adalah :
1.
Pendidikan
adalah aktual , artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari
indvidu yang belajar dan lingkungan belajarnya.
2.
Pendidikan
adalah normatif , artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik
atau norma-norma yang baik.
3.
Pendidikan
adalah suatu proses pencapai tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian
kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang belajar ,
tertuju pada pencapaian individu yang di harapkan.[4]
Gambaran pendidikan dilihat teori pendidikan
secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan guru yang melaksanakan
kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda dn secara perspektif memberi
petunjuk bahwa pendidkan adalah muatan,arahan,pilahanyang telah di tetapkan
sebagai wahana pengembangan masa depan anak didik yang tidak terlepas dari
keharusan kontrol manusia. Pemahaman mengenai pendidikan mengacu pada konsep
tersebut mengambarkan bahwa pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia,
mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang
demikian secara lengkap itu, maka tidak suatu batasan pun yang cukup memadai
untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.[5]
Pendidikan menurut charles E. Silberman tidak sama dengan
pengajaran , karena pengajaran hanya menitik beratkan pada usaha mengembangkan
seluruh aspek kognitif,apektif,psikomotor. Pendidikan mempunyai makna yang
lebih luas dari pengajaran , tetapi pengajaran merupakan sarana yang ampuh
dalam menyelenggarakan pendidikan.
Jadi pengajaran merupakan bagian dari pendidikan , mengacu
pada konsep yang lebih luas dan lintas kultural masyarakat indonesia yang
demikian majemuknya , maka usaha sadar memberi makna bahwa pendidikan
diselenggarakan bedasarkan rencana yang matang , mantap, jelas dan lengkap,
menyeluruh, rasional,dan obyekktif menjadi peserta didik menjadi warga negara
yang baik.
Penyataan secara filosofis apa itu penidikan harus diangkat
pada level konsep yang tinggi, sehingga terlepas dari pengertian yang hanya
melihat pendidikan sebagai kegiatan belajar mengajar saja dan suatu usaha
membantu orang lain menjadi manusia terdidik, dan ini muncul sebagai fenomena
sosial. Secara prinsip penyataan filosofis harus memberi identitas pada
pendidikan yang bebeda dengan yang lain bersifat “cross culture”. Artinya bahwa kita melihat konsep yang lebih luas
dan lintas kultural yang memandang manusia sebagai bagian dari masyarakat
sosial yang secara akumulatif mempengaruhi proses pendidikan.
B. Pengertian Pendidikan
Adapun beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli yang diantaranya akan dijabarkan sebagai
berikut:
1.Jean
Piaget
Pendidikan adalah menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak
banyak, sekalipun suatu pnciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan
lain.
2.McLeod
Dalam pengertian sempit pendidikan berarti prbuatan atau
proses erbuatan untuk memperoleh pengetahuan.
3.Mudyahardjo
Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan
sebagai pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan
formal.[6]
4.Muhibinsyah
Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan
sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan,pemahaman,dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan.
5.Dictionary
of Psychology
Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan
usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannnya, dan keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah mauun
rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa
untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang
selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala
perbuatannya.
6.John
Dewey
Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya
emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada
sesamanya.
7.UUSPN
NO.20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalin diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[7]
Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah
tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri
dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan sekitar dimana individu itu
berada.
C .Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut gambaran tentang nilai-nilai yang
baik, luhur, pantas, benar, dan untuk indah kehidupan. Karena itu tujuan
pendidikan memilki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan.[8]
Macam-macam tujuan
yang di paparkan oleh hasbullah merujuk pada pandangan seorang ahli pendidikan
yang bernama langeveld, yang menuturkan bahwa tujuan pendidikan dapat di bagi
kedalam enam tujuan yang diantaranya akan dijabarkan sebagai berikut:[9]
a.
Tujuan
umum
Merupakan tujuan yang menjiwai
pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan , di rumuskan secara
universal.
b.
Tujuan
khusus
Merupakan pengkususan dari tujuan
umum, dalam pengertian lain yaitu memecah tujuan umum kedalam beberapa
tujua-tujuan yang lebih khusus dan mudah untuk di kembangkan secara
operasional.
c.
Tujuan
tak lengkap
Merupakan tujuan yang di rumuskan
hanya mencakup satu aspek saja dari tujuan umum yang telah di rumuskan.
d.
Tujuan
sementara
Merupakan perumusan adanya tujuan
sementara, jika untuk mencapai tujuan umum tidak bisa dilakukan secara
sekaligus, sehingga perlu di tempuh setingkat demi setingkat.
e.
Tujuan
insidentil
Merupakan tujuan yang bersifat
sesaat karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan, namun dalam
perumusannya harus tetap mengacu pada tujuan umum.
f.
Tujuan
intermedier
Merupakan tujuan perantara , yaitu
tujuan yang dipandang sebagai alat dan harus di capai terlebih dahulu sebelum
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam tujuan khusus.
Jika
dilihat dari aspek hirarki tujuan pendidikan yaitu
a.
Tujuan
nasional
Yaitu tujuan umum pendidikan
nasional yang didalamnya terkandung rumusan kualifikasi umum, sangat ditekankan
untuk ditaati oleh setiap warga Negara Indonesia
b.
Tujuan
institusional
Yaitu tujuan lembaga pendidikan yang
berisi tentang kualifikasi yang diharapkan diperoleh seorang anak setelah
menyelesaikan studinya di lembaga pendidikan tertentu.
c.
Tujuan
kurikuler
Yaitu penjabaran dari tujuan
institusional yang berisi tentang kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh
terdidik setelah mengikuti perogram pendidikan dalam suatu bidang studi/ mata
pelajaran tertentu, misalnya tujuan untuk mata pelajaran sejarah dan PPKn.
d.
Tujuan
instruksional
Yaitu pengkhususan dari tujuan
kurikuler. Rumusan tujuan instruksional ini jika dihubungkan dengan arahan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saat ini konsep TIU dan TIK telah
diubah menjadi indikator dan tujuan pembelajaran.
D. Pentingnya
pendidik memahami hakikat pendidikan
Hakikat
pendidikan adalah proses aktif mengembangkan diri sebagai pribadi, anggota
masyarakat dan sebagai makhluk tuhan. Jadi pentingnya pendidik memahami hakikat
pendidikan adalah sebagai pengendalian. Pengendalian dalam hal ini diartikan,
sejak mulai dari awal adalah pemandirian subjek didik
Adapun
beberapa tujuan dari pentingnya pendidik memahami hakikat pendidikan yang
diantaranya sebagai berikut
a.
Agar
pendidik memiliki tanggung jawab belajar kepada peserta didik, untuk
terwujudnya kemandirian setahap demi setahap
b.
Agar
pendidik memiliki keterlibatan mental subjek didik yang maksimal didalam
aktualisasikan pengaman belajar
c.
Agar
pendidik memahami konsep cara belajar siswa aktif ( CBSA ) yang bertujuan untuk
peningkatan martabat kemanusiaan yang didasarkan kepada asas pancasila untuk
mencapai tujuan pendidik nasional
d.
Agar
pendidik dapat lebih mudah dalam membantu peserta didik, mendorong serta
memberikan kemudahan untuk mengembangkan dirinya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat
pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi yang dianugerahkan
Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan agar
memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai manusia, manusia utuh.
Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran,
pembelajaran,pembersihan dan pembiasaan,dan kompetensi dengan memperhatikan
kompetensi paedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial. Pendidikan
menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran dan tubuh peserta
didik yang dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahkan.
B . Saran
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan digunakan sebaik-baiknya. Jika
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, tim penulis mohon maaf. Jika
ada kritik dan saran yang membangun kami terima agar memperbaiki
makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasbullah,2009.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
Tirtaraharja,Umar.2008.
Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka
Cipta.
Redja,
Mudyarjo,2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal
Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.Jakarta:RajaGrafindo Persada.
Sagala,Syaiful.2009.
konsep dan makna pembelajaran, Bandung: CV Alfabeta.
[3]Mudyaharjo,
Redja. 2001. Pengantar
Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan
Pendidikan di Indonesia.(Jakarta:RajaGrafindo
Persada,2001),hlm.91.
[7]Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
Langganan:
Postingan (Atom)